TENTANG KAMI

Marning Jagung Pintu Kesuksesan H. Toyib Kudus

Berbekal keberanian dan kegigihan, H. Toyib (50 tahun). Pria asal desa singocandi Kudus ini, sejak tahun 1981 mulai menekuni bidang usaha yaitu membuat marning jagung dan emping jagung. Sebelum usaha marning ini sebelumnya H. Toyib pernah berjualan kaset di pasar Kliwon Kudus, namun nasib tidak membawa keberuntungan, toko yang ia tempati untuk berjualan kaset terbakar bersama took-toko yang lain saat itu. Sehingga kini H. Toyyib berpindah haluan dan mulai mencoba menekuni bidang wirausaha membuat marning dan emping jagung sampai saat ini.

    Dengan modal yang bisa dibilang sangat kecil yakni Rp. 100 Ribu dari kantong sendiri, Usaha pria berumur 50 tahun ini lama kelamaan semakin maju. Walaupun dengan keahliannya yang tidak begitu maksimal dan semua peralatan yang dibuatnya sendiri apa adanya, bahkan dengan keadaan yang sangat minim ini usahanya semakin maju, Hal inilah yang membuat H. Toyib mempunyai kepuasan tersendiri dalam berwirausaha.

         Marning dan emping jagung produksi H. Toyib, tersedia beraneka rasa, mulai dari rasa gurih, pedas, dan gado gado, bahkan saat ini sudah berkembang dengan makanan-makanan ringan lain oleh putrinya. Produksi H. Toyyib biasanya diambil dan dibeli para tengkulak yang kemudian menjualnya dengan mengecer. Ketika ditanya sampai kemana daerah pemasaranya, H. Toyib tidak bisa menjawab karna semua produksinya tidak pernah dijual sendiri keluar daerah Kudus, tapi ketika diambil para tengkulak barangkali sudah menyebar ke seluruh wilayah di Jawa Tengah dan Sekitarnya katanya.

    Produksi Marning dan emping H. Toyib bisa dibilang besar, meskipun demikian bapak empat orang anak dari Hammah ini tidak mau dibilang sukses karna usahanya ini dibilang tidak rutin, karena pada musim penghujan telah tiba, usahanya berhenti total tetapi jika pada musim panas, H. Toyib menumpuk stok bahan emping jagung setengah jadi sebanyak-banyaknya, supaya dapat menghidupi keluarganya beserta ke 12 orang pekerjanya.

    Dengan areal tanah seluas 2.000 meter, H. Toyib mengerahkan seluruh karyawan prianya untuk menjemur jagung  yang telah dimasak dari tempat penggodokan serta penggorengan akhir, sedangkan karyawatinya mengemasi produksi yang sudah jadi yang telah diberi merek ‘Dua Merpati’. Setiap karyawan menerima gaji dan upah dari H. Toyib sekitar Rp. 22 ribu perhari.

       Produksi H.Toyyib ini setiap 6 bulan menghabiskan minimal 3 kuintal jagung dan perharinya minimal 70 liter minyak goreng untuk penggorengan marning dan emping jagungnya sedangkan sebagai bahan bakarnya masih menggunakan kayu bakar.

       Untuk bahan baku jagung sendiri biasanya di perolehnya dari kota Pati dan sekitar Blora serta daerah kudus sendiri yakni Dawe. Yang lebih menarik disini, hampir rata-rata karyawan serta karyawatinya berasal dari daerah luar Kudus yakni sekitar Pati dan Blora. Ketika ditanya karyawan-karyawatinya kok tidak diambil dari kudus sendiri H. Toyib mengatakan, bahwa orang Kudus sendiri lebih tertarik ke pabrik daripada industri rumah tangga.

       Terakhir H. Toyib berharap pemerintah berkenan memberikan bantuan modal, untuk lebih meningkatkan usahanya baik berupa peralatan yang modern maupun berupa uang untuk membeli perlengkapan peralatan yang lebih modern. Selain itu bapak ini juga berharap supaya instansi di Pemkab Kudus yang membidangi dengan kegiatan H. Toyib, dapat memberikan petunjuk dan pembinaan guna kemajuan usahanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
  • Dua Merpati © 2012 | Designed by Ariefcrow, in collaboration with PPL STAIN kudus tahun 2012 , Blogger Templates and WP Themes